Ketika Endemi Bersemi: Jejak Sosial yang Mengakar dalam Kenormalan Baru
Pandemi COVID-19 mungkin telah bergeser menjadi endemi, namun jejaknya dalam tatanan sosial masyarakat tidak serta-merta menghilang. Alih-alih krisis akut yang sementara, kita kini menghadapi tantangan sosial yang telah "mengakar" dan menjadi bagian dari kenormalan baru. Isu-isu ini memerlukan perhatian strategis jangka panjang, bukan sekadar respons darurat.
1. Kesehatan Mental yang Kronis dan Kesenjangan Sosial yang Melebar
Kecemasan, stres, dan kelelahan mental yang dipicu pandemi kini berpotensi menjadi kondisi kronis. Tekanan ekonomi, ketidakpastian masa depan, dan isolasi sosial telah meninggalkan luka yang dalam. Ironisnya, akses terhadap layanan kesehatan mental seringkali terbatas, terutama bagi kelompok rentan. Hal ini memperparah kesenjangan sosial yang sudah ada, di mana akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan digital, hingga peluang kerja semakin membedakan antara mereka yang mampu beradaptasi dan yang tertinggal.
2. Transformasi Pendidikan dan Ekonomi yang Tidak Merata
Dampak pada pendidikan tidak bisa dianggap remeh. "Learning loss" akibat pembelajaran jarak jauh menjadi tantangan nyata, dengan kesenjangan akses teknologi dan kualitas pengajaran yang kian terlihat. Di sisi ekonomi, fleksibilitas kerja dan ekonomi gig menjadi lebih dominan, namun juga menciptakan ketidakpastian bagi banyak pekerja. Perubahan lanskap ini membentuk masyarakat dengan keahlian yang berbeda, di mana sektor-sektor yang beradaptasi maju pesat, sementara yang lain berjuang keras.
3. Erosi Kepercayaan Publik dan Kohesi Sosial yang Diuji
Pengalaman pandemi juga menguji tingkat kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah, sains, dan media. Disinformasi yang merajalela dan kebijakan yang berubah-ubah dapat mengikis kepercayaan, menciptakan polarisasi di masyarakat. Kohesi sosial pun diuji; meskipun ada peningkatan solidaritas komunitas lokal, perbedaan pandangan tentang vaksinasi, pembatasan, dan narasi pandemi juga memecah belah.
Kesimpulan:
Isu-isu sosial ini bukan lagi fenomena sementara yang akan sirna setelah virus "mereda." Mereka adalah konsekuensi jangka panjang dari sebuah era yang memaksa kita beradaptasi. Memahami jejak sosial endemi ini adalah langkah awal untuk merumuskan kebijakan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Kita perlu membangun masyarakat yang lebih tangguh, adil, dan siap menghadapi tantangan global di masa depan, bukan hanya mengobati luka, tetapi juga memperkuat fondasinya.